Jumat, 31 Oktober 2008

Shincan vs Atheism

Hari pertama nan indah di sebuah TK Mawar Merah yang diasuh oleh
seorang Ibu guru berjiwa Komunis.

Ibu Guru ini mulai memasuki kelas Nol besar Dan ia mulai mengajar
kepada anak2 TK tersebut tentang Faham Atheisme (Faham Tidak
Bertuhan).

Ia mulai mengambil sebuah penghapus papan tulis, dan mulai berkata
pada anak2 TK di kelasnya itu:

" Anak-anak, penghapus papan tulis ini kelihatan gak???", sambil
tangannya mengacung-acungkan penghapus di depan kelas...

"KELIHATAAAAAN !!!", kata anak2 TK serempak dan bersemangat.

"Yang terlihat menunjukan Keber-ada-an maka,Kalau penghapus ini
kelihatan artinya penghapus ini ada nggaaak?", tanyanya lagi kepada
murid muridnya.

"ADAAAAAAAA!!", kata anak2 itu penuh semangat.

Kemudian ia mulai menaruh penghapus papan tulis di meja. Ia lalu
mengambil sebuah kapur putih.
Kemudian berkata kembali pada murid-muridnya:

"Anak-anak KAPUR ini kelihatan nggaak???", sambil tangannya kembali
mengacungkan kapur di depan kelas.

"KELIHATAAAAAN !!!", kata anak2 TK serempak dan bersemangat.
"Nah !! Kalau kapur ini terlihat berarti kapur ini ada...nggak?"
,tanyanya lagi kepada murid - muridnya.

"ADAAAAAAAA!!", kata anak2 TK itu semangat tanpa tedeng aling2.

Lalu sang guru mulai memasukan doktrin2 komunismenya kepada
anak-anak
TK tersebut.

"ANAK-ANAK ! TUHAN ITU KELIHATAN.....NGGAK????" Tanyanya lebih
semangat kepada anak muridnya.

"GAAAAAK!!", teriak murid2 dengan polosnya.

"BERARTI TUHAN ITU. ADA GAAAAAAK????" tanya Ibu Guru lagi
bersemangat.

"NGGAK ADAAAAAAAA!!", kata anak2 TK itu tanpa mikir panjang.

Dipojok belakang kelas tiba2 berdiri Sinchan (murid paling badung).

Lalu ia berjalan dengan gagah ke depan kelas.
Dengan lantang dia berkata :

"KAWAN-KAWAN OTAK IBU KELIATAN.. NGGAAK???" tanyanya pada
teman-temannya sekelas.

"NGGAAAAAK!!". teriak teman-temannya langsung dengan suara keras.

Kemudian ia bertanya lagi:

"BERARTI OTAK IBU GURU ADA NGGAAAAAAK??? "

"NGGAK ADAAAAAAAA!! ", jawab teman-temannya.


*huehihihi...
-ngikik terpingkal2-
Terlalu naif kalo qita menafikan segala yang tidak kelihatan oleh kasat mata, begitu mudah dipatahkan faham tersebut oleh anak sebadung Shincan,hihi..

Yup, tiada alasan bagi qita untuk tidak mengakui keberadaan Nya, apakah qita sudah menundukan hati qita untuk lebih menghamba Nya?
Apakah qita sudah bisa mencintai dan dicintai Nya?

Dan Allah lah penggenggam disetiap helaan nafas dan ketukan maut qita...

Tidak ada komentar: