Minggu, 14 Desember 2008

*Full House


Setelah selesai Princess Hours, akhirnya aq lanjutkan marathon nontonku dengan Full House pas weekn ini, kebetulan temen dah copy 16 seri ke hardisk external nya, jadi tinggal aq copy lagi dech ke notebook,hihihi...
-ra modal mode on-

Aq tidak akan membahas kisahnya, mungkin dah banyak yg nonton ya. Cuman mo memungut sejumput pelajaran lagi dari sana.
Judul Full House ternyata didasarkan pada sebuah rumah yang menjadi teman dari kisah awal hingga akhir. Meski rumahnya tidak identik dengan kemewahan, namun lokasi dan filosofis dari nama rumah itu yang menjadikan begitu berarti. Full House berarti rumah yang didalamnya dipenuhi dengan cinta.
Yup, sudah semesthinya ketika qita membangun rumah nanti, (soale aq juga blm mbangun,hoho..) bisa mengoptimalkan idealisme yang qita bawa. Jadi ngimpi, kapan ya aq bisa mbangun rumah yg sesuai keinginan ndiri, la wong tabungan wae gak nambah2,hikz.. Yang pasti Allah kan senantiasa berada di sisi qita, so, sudah seharusnya optimis!!!^^

Tapi setelah aq nonton Princess Hours dan Full House, jujur.. aq dapet mengambil hikmah tentang ketulusan dan kesetiaan,cieeeee....
Bagi yang belum nonton, buruan nonton!!! dijamin TOP dahh...


Jumat, 12 Desember 2008

*Princess Hours


barusan aq selesein nonton Princess Hours!!!,hehe... setelah beberapa hari marathon nonton ampe malem, kurang lebih jam 2 pagi dech, kelar juga akhirnya 24 seri. Kalo VCD nya mah semua rental dari tempat penyewaan, (maaf disensor nama rental nya, dikira promosi ntar)..
yup, Princess Hours salah satu serial Korea, sedulure Sassy Girl Chunhyang. Meskipun tidak secerdas n selucu Chunhyang (fav. serial sih^^), tapi lumayan lah buat ngobatin kerinduanku ama serial Korea.

Tadi pas nyari makan mie kuah (makanan fav. kalo malem), eh ketemu temen tetangga kantor yg kerja di Kejaksaan. Dan dikenalin temennya anak Yogya, yg juga suka serial Korea. Ada statement nya yang bener, kalo serial Korea lebih halus dan punya nilai kepekaan yang tinggi dibandingkan serial Asia Timur lainnya. Setelah aq pikir2 bener juga ternyata, emg mereka menggarapnya bener2 dengan berkualitas. Baik dari sisi humor, romantika, dan alur ceritanya sangat diperhatikan terhadap detilnya.
-gayane kaya pengamat perfilman ya,hihi.. yg bener bukan pengamat, tapi penikmat perfilman^^

Balik ke Princess Hours, intine bercerita tentang Pangeran yang dinikahkan dengan gadis biasa, dan sebagai korban pernikahan politik karena perjanjian kakek2nya. Kalo mo tahu ceritane, mending nonton ndiri aja ya.
Aq cuman bisa ngambil sedikit pelajaran darinya, hanya sebuah ketulusan lah yang bisa membuat segalanya menjadi lebih berarti.
Jika qita skarang punya apa yang bisa qita berikan pada orang lain, siapapun dan apapun itu, sertailah dengan ketulusan..

*kamar kos Cappagalung ketika mata ini masih pengen terjaga..