Dari channel yang tersedia sekitar 31 channel (karena pake tv kabel,hehe..) eh tidak ada satu pun acara yang menarik. Tapi ketika di no channel 10 yaitu stasiun kebanggaan qita sebagai anak bangsa yaitu TVRI :tuing2:. Disitu ada acara yang bernama Dialog Aktual, nah disitu ada tokoh yang mengundang minat kuatku untuk menguatkan mata ini. Sapa kah dia, Ustadz Anis Matta,huaaaaaaa.... :kangen:. Aq melihatnya beliau meruapakan sosok yang begitu penuh karakter serta kalimatnya yang begitu memukau dan cerdas, serta pemikirannya yang brilian.
Kembali ke dialog tadi, kebetulan tema yang diangkat malam itu adalah Menakar Sosok Pahlawan, dan selain Pak Anis, ad juga Tokoh Orde Baru, serta pak Arbi Sanit. Dalam dialog itu, membahas sebenarnya layak tidak Soeharto disebut sebagai Guru Bangsa dan Pahlawan.
Semenjak PKS memunculkan iklan yang menampilkan beberapa tokoh yang diklaim milik oleh sekelompok golongan tertentu, seperti menampilkan KH. Ahmad Dahlan (Muhammadiyah), serta KH. Hasyim As’ari (NU). Belum reda komplain yang diajukan beberapa kelompok. PKS memunculkan iklan kembali yang bagi sebagian orang disebut “kontroversial”. Yaitu PKS menampilkan 8 tokoh (identik dengan no urut 8 kali ya,hihi..) yaitu: Soeharto, Soekarno, M. Hatta, M. Natsir, Bung Tomo, Jend. Sudirman, KH. Ahmad Dahlan dan KH. Hasyim As’ari. Nahhhh... yang memicu “kontroversial” adalah Soeharto yang dianggap sebagai Guru Bangsa dan Pahlawan.
Dalam dialog tersebut, Pak Anis menyatakan bahwa, selama ini dalam sejarah kehidupan bangsa setiap orde merupakan antitesa dari orde sebelumnya. Seperti dalam orde lama demokrasi dijunjung tinggi, namun ketika itu rakyat kurang sejahtera. Ketika Orde lama tumbang muncul orde baru, dalam orde baru kesejahteraan rakyat lumayan terjamin namun demokrasi dan hak berbicara dibungkam. Nah ketika orde baru tumbang, muncul orde reformasi yang sekarang ini. Seperti qita ketahui selama 10 tahun ini qita mengalami stagnasi. Memang qita bebas mengungkapkan segala pendapat qita.Namun perkembangan kesejahteraan rakyat mengalami hambatan. Selama ini hanya sibuk menghakimi kesalahan orde baru, dan seolah-olah lupa dengan kebaikan yang didalamnya.
Dan hal inilah yang dilihat oleh PKS sebagai hal yang harus qita benahi. Sudah saatnya qita membaca sejarah kehidupan bangsa Indonesia dengan jujur. Setiap masa orde baik baru dan lama mempunyai kelebihan dan kelemahan sendiri, dan hal inilah yang sudah saatnya qita rekonsiliasi. Menggabungkan kelebihan orde lama yang bebas berdemokrasi dan orde baru yang kesejahteraan rakyat terpenuhi.
Kaitannya dengan Soeharto yang dianggap sebagai Guru Bangsa dan Pahlawan, memang qita ikut menumbangkan era orde baru pada saat itu. Namun sudah cukup qita menghakimi Soeharto, jangan selalu terikat pada bayang2 masa lalu. Qita harus belajar untuk tidak mendendam, demi pendidikan kehidupan berbangsa kepada anak cucu qita. Meski begitu proses hukum yang sudah berlangsung silahkan dilanjutkan. Dan bagaimanapun juga Soeharto merupakan bagian dari sejarah kehidupan bangsa ini. Biarlah dia membawa amalnya itu, dan dia pasti kan diadili oleh Yang Maha Adil.
Sebagai penerus bangsa ini, sudah selayaknya qita menghargai para pemimpin qita. Sekedar kutipan kalimat patriotik dari iklan PKS
“Mereka sudah lakukan apa yang mereka bisa. Mereka sudah beri apa yang mereka punya. Mereka guru bangsa kita. Mereka pahlawan kita. Mereka motivator kita. Mereka ilham bagi masa depan kita. Terima kasih guru bangsa. Terima kasih pahlawan. Kami akan melanjutkan langkah bersama PKS. Menuju Indonesia Sejahtera.”
Nahhh... setujukah anda Soeharto disebut Guru Bangsa dan Pahlawan?hihi..
-ditunggu comennya lo ya^^
1 komentar:
aku rep komen opo yo.....shod.
ta tunggu oleh2me wae yo.....
ga nyambung,...he..he
Posting Komentar