Pagi tadi.... sehabis tilawah ba'da shubuh aq sempetin waktu buat call Ibu, sekedar bersapa untuk melepas kerinduan yang sejak lebaran kemarin belum bisa pulang. -nasib dirantau-
Waktu Anki (nama hp ku -keren kan?-hihi..) call ibu, eh tidak di sangka Nurul adik bungsu ku yang di Pon Pes Gontor telepon juga. Akhirnya ku sudahi pembicaraan ku dengan ibu, karena ndak bisa di conference ngobrol bareng ber3 karena Nurul telepon via wartel (maklum gak boleh bawa hp).
Dan di ujung telepon suara adik ku yang kayanya mo nangis, yang sedang mengeluhkan ntar mo maju pidato Bahasa Arab, tapi blum siap untuk pidato, coz harus dihafalkan.
Bayangkan baru masuk Pesantren, dan dari sekolah umum, kemudian di suruh pidato bahasa Arab yang secara dianya blum menguasai bahasa Arab.
Aku pun mengerti gurat kekhawatiran dan ketakutannya, karena kalo tidak bisa nanti dimasukkan ke Mahkamah, secara bahasa Mahkamah = tempat penghukuman, kalo modelnya temen2 itu sih katanya Iqob gitu,hehe..
Sedikit ngasih suport dan supaya bisa menenangkan dia yang lagi panik. Seperti biasa kusarankan dia untuk tetap tenang, dan apapun persiapannya yang pasti harus maju, biarlah nekat sebisanya.
Ku ingatkan sedikit bahwa Fa idza 'azzamta fa tawakkal 'alallah, dan apabila telah berazzam (berkemauan) maka kemudian bertawakal lah kepada Allah.
"Yang pasti koe kudu optimis Nyun" ucapku sebelum menutup salam padanya pagi itu.
Eh abiz, Isya mencoba call adikku Hudi UNS, seperti biasa ngobrol sekedar menanyakan kuliah dan aktivitas di kampusnya. Dan pas call, aq tanya lagi ngapain, ternyata dia bilang ba'da kajian di Masjid, terbertik sedikit rasa lega setelah mengetahui sedikit aktivitasnya
Eh tapi, akhirnya Kyoku -nama mp3 samsung kesayanganku, diminta olehnya. Ya agar tidak mengecewakan, akhirnya ku iyakan untuk mengirimnya. Hikz.. Kyoku -sedikit sedih- hihi..
Jam 22.30 WITA, Anki berdering kembali. Ada call masuk dengan kode area 0351, sudah ku pastikan Nurul lagi yang call. Ada apa malem-malem call, tumben, batinku. Ternyata.... Di ujung telepon dia lumayan sumringah,hehe.. tidak Njekutrut kaya tadi pagi
Dia pun bercerita, kalo tadi akhirnya dia maju pidato bahasa Arab. Coz di kelompoknya, yaitu kelompok 7, ternyata hanya dia yang siap untuk pidato. Temen-temen yang lain belum mempersiapkan. Dan Ketua nya ternyata tidak menginfokan ke yang laen kalo ada jadwal Pidato.
Sedikit kebangganku pada Nurul, ternyata dia menghitung hari (kaya Krisdayanti aja,hehe..) jadwal pidato, meski tidak diberitahu ketua nya.
Akhirnya demi menyelamatkan biar tidak masuk Mahkamah semuanya, Nurul lah yang mewakili pidato bahasa Arab. Dengan catatan meskipun tidak menghafal, tapi membaca teksnya,hehe..
Subhanallah... Dan aq endingi percakapanku dengannya malam ini dengan ucapan Keep Istiqomah^^
Huaaaaa... mengingat mereka2, akhirnya ku jadi kangen rumah untuk berkumpul keluarga kaya lebaran kemarin,hikzz.. Kayanya aq harus menunggu sampe akhir tahun baru bisa pulang, gpp dech ^^
Sekedar mengingat rumah tercinta, sebagai tempat awal menancapkan mimpi qita, aq kutipkan sebuah puisi karya budayawan kita Taufik Ismail, sekaligus sebagai doa pengharapanku..
Rumah Kita
Atap rumah kita menyediakan keteduhan
Dindingnya menyiapkan perlindungan
Lantainya membentangkan ruangan...
Pintunya membukakan pergaulan
Jendelanya Meluaskan pandangan
Halamannya melapangkan perasaan...
Kurniakan kiranya rumah kami cahaya Dikau Ya Allah...
Rasa sayang dan cinta berkekalan, di antara penghuni rumah tanpa kekecualian
Istri, suami dan anak-anak dan keluarga keseluruhan....
Waktu Anki (nama hp ku -keren kan?-hihi..) call ibu, eh tidak di sangka Nurul adik bungsu ku yang di Pon Pes Gontor telepon juga. Akhirnya ku sudahi pembicaraan ku dengan ibu, karena ndak bisa di conference ngobrol bareng ber3 karena Nurul telepon via wartel (maklum gak boleh bawa hp).
Dan di ujung telepon suara adik ku yang kayanya mo nangis, yang sedang mengeluhkan ntar mo maju pidato Bahasa Arab, tapi blum siap untuk pidato, coz harus dihafalkan.
Bayangkan baru masuk Pesantren, dan dari sekolah umum, kemudian di suruh pidato bahasa Arab yang secara dianya blum menguasai bahasa Arab.
Aku pun mengerti gurat kekhawatiran dan ketakutannya, karena kalo tidak bisa nanti dimasukkan ke Mahkamah, secara bahasa Mahkamah = tempat penghukuman, kalo modelnya temen2 itu sih katanya Iqob gitu,hehe..
Sedikit ngasih suport dan supaya bisa menenangkan dia yang lagi panik. Seperti biasa kusarankan dia untuk tetap tenang, dan apapun persiapannya yang pasti harus maju, biarlah nekat sebisanya.
Ku ingatkan sedikit bahwa Fa idza 'azzamta fa tawakkal 'alallah, dan apabila telah berazzam (berkemauan) maka kemudian bertawakal lah kepada Allah.
"Yang pasti koe kudu optimis Nyun" ucapku sebelum menutup salam padanya pagi itu.
Eh abiz, Isya mencoba call adikku Hudi UNS, seperti biasa ngobrol sekedar menanyakan kuliah dan aktivitas di kampusnya. Dan pas call, aq tanya lagi ngapain, ternyata dia bilang ba'da kajian di Masjid, terbertik sedikit rasa lega setelah mengetahui sedikit aktivitasnya
Eh tapi, akhirnya Kyoku -nama mp3 samsung kesayanganku, diminta olehnya. Ya agar tidak mengecewakan, akhirnya ku iyakan untuk mengirimnya. Hikz.. Kyoku -sedikit sedih- hihi..
Jam 22.30 WITA, Anki berdering kembali. Ada call masuk dengan kode area 0351, sudah ku pastikan Nurul lagi yang call. Ada apa malem-malem call, tumben, batinku. Ternyata.... Di ujung telepon dia lumayan sumringah,hehe.. tidak Njekutrut kaya tadi pagi
Dia pun bercerita, kalo tadi akhirnya dia maju pidato bahasa Arab. Coz di kelompoknya, yaitu kelompok 7, ternyata hanya dia yang siap untuk pidato. Temen-temen yang lain belum mempersiapkan. Dan Ketua nya ternyata tidak menginfokan ke yang laen kalo ada jadwal Pidato.
Sedikit kebangganku pada Nurul, ternyata dia menghitung hari (kaya Krisdayanti aja,hehe..) jadwal pidato, meski tidak diberitahu ketua nya.
Akhirnya demi menyelamatkan biar tidak masuk Mahkamah semuanya, Nurul lah yang mewakili pidato bahasa Arab. Dengan catatan meskipun tidak menghafal, tapi membaca teksnya,hehe..
Subhanallah... Dan aq endingi percakapanku dengannya malam ini dengan ucapan Keep Istiqomah^^
Huaaaaa... mengingat mereka2, akhirnya ku jadi kangen rumah untuk berkumpul keluarga kaya lebaran kemarin,hikzz.. Kayanya aq harus menunggu sampe akhir tahun baru bisa pulang, gpp dech ^^
Sekedar mengingat rumah tercinta, sebagai tempat awal menancapkan mimpi qita, aq kutipkan sebuah puisi karya budayawan kita Taufik Ismail, sekaligus sebagai doa pengharapanku..
Rumah Kita
Atap rumah kita menyediakan keteduhan
Dindingnya menyiapkan perlindungan
Lantainya membentangkan ruangan...
Pintunya membukakan pergaulan
Jendelanya Meluaskan pandangan
Halamannya melapangkan perasaan...
Kurniakan kiranya rumah kami cahaya Dikau Ya Allah...
Rasa sayang dan cinta berkekalan, di antara penghuni rumah tanpa kekecualian
Istri, suami dan anak-anak dan keluarga keseluruhan....
Tidak ada komentar:
Posting Komentar